Kandungan Arsenik dalam beras berbahayakah bagi manusia?
Kandungan Arsenik kandungan Beras mengenai beras beras dan efek negatifnya bagi tubuh
Arsenik adalah zat yang berasal dari alam dan produk buatan manusia, seperti penggunaan pupuk pestisida yang juga mempengaruhi tingkat arsenik pada setiap blir beras. Arsenik dalam jumlah besar dapat mengurangi fungsi sel dalam tubuh untuk berkomunikasi. dalam artikel sebelumnya mengenai 5 hal mengenai arsenik bisa Anda lihat untuk mengetahui lebih dalam mengenai arsenik.
Beras adalah makanan pokok orang Indonesia dan makanan penunjang bagi sebagian besar warga dunia, dan untuk meninggalkan makanan beras yang sudah diolah menjadi nasi adalah hal yang sangat sulit bagi kita. Jadi perlu kita ketahui efek negatif dan positif dari makanan yang kita konsumsi setiap hari, demi menjaga kesehatan dan keharmonisan organ-organ dalam tubuh.
Dalam artikel ini akan membahas mengenai kandungan arsenik dalam beras apakah berbahaya bagi tubuh?. Dalam artikel sebelumnya 5 hal mengenai arsenik memaparkan jika mengkonsumsi makanan yang mengandung sedikit sekali arsenik dalam jangka panjang dapat menyebabkan pemicu perkembangan penyakit kanker, diabetes, penyakit paru-paru, dan penyakit pembuluh darah.
Menurut FDA kandungan Arsenik dalam beras tidak berbahaya dalam jangka pendek. US Food and Drug Administration mengatakan setelah menguji 1.300 sampel beras dan product olahan beras , telah menetapkan bahwa jumlah arsenik terdeteksi terlalu rendah untuk menyebabkan efek kesehatan negatif baik itu langsung ataupun dalam jangka pendek. Menurut FDA beras merah memiliki kandungan Arsenik lebih tinggi dibandingkan dengan beras putih.
Arsenik adalah zat kimia beracun yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk keracunan kronis dan peningkatan risiko kanker.
Kandungan arsenik dalam beras bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti jenis beras, proses produksi, dan kondisi lingkungan. Arsenik adalah logam berat yang dapat berbahaya bagi kesehatan manusia jika terakumulasi dalam tubuh dalam jumlah yang berlebihan.
Beras adalah salah satu sumber utama asupan arsenik dalam makanan kita karena tanaman padi cenderung menyerap arsenik dalam tanah. Ada dua jenis arsenik yang ditemukan dalam beras, yaitu arsenik anorganik dan arsenik organik. Arsenik anorganik adalah bentuk yang lebih berbahaya karena kurang dapat diuraikan atau dikeluarkan dari tubuh manusia.
Pemerintah dan badan-badan regulasi makanan di berbagai negara telah menetapkan batasan untuk kandungan arsenik dalam beras. Misalnya, Food Standards Agency (FSA) di Inggris menetapkan batas kandungan arsenik dalam beras putih adalah 0,2 mg/kg. Di Amerika Serikat, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) tidak menetapkan batas maksimum pada kandungan arsenik dalam beras, namun mereka menyatakan bahwa tingkat arsenik yang aman dalam beras adalah kurang dari 100 ppb (bagian per billion).
Kadar arsenik dalam beras dapat bervariasi tergantung pada jenis beras, metode pertanian, dan tingkat polusi lingkungan. Arsenik dapat terakumulasi di dalam tanaman padi saat tanaman ini tumbuh dengan air yang terkontaminasi arsenik atau dari tanah yang tercemar arsenik.
Paparan jangka panjang terhadap arsenik dalam beras dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit, paru-paru, kandung kemih, dan ginjal. Selain itu, paparan arsenik juga dapat menyebabkan gangguan sistem saraf, gangguan pada kelenjar tiroid, gangguan kardiovaskular, serta masalah kulit dan rambut.
Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi beras dengan bijaksana dan memperhatikan pilihan beras yang rendah kadar arseniknya. Beberapa langkah yang dapat diambil adalah:
- Cuci beras dengan baik sebelum dimasak untuk mengurangi kadar arsenik di permukaan beras.
- Rendam beras dalam air selama beberapa jam sebelum dimasak, kemudian bilas dan masak menggunakan air bersih.
- Pilih varietas beras yang memiliki kadar arsenik yang rendah, seperti beras basmati, beras hitam, dan beras merah. Hindari konsumsi beras dari wilayah yang diketahui terkontaminasi arsenik.
- Bervariasi dalam konsumsi sumber karbohidrat lainnya, seperti gandum, kentang, ubi jalar, atau quinoa.
Namun demikian, penting untuk dicatat bahwa meskipun mengandung arsenik, beras tetap merupakan bahan makanan yang penting sebagai sumber karbohidrat dalam diet manusia. Penting untuk menjaga variasi dan keseimbangan dalam makanan yang dikonsumsi untuk mendapatkan manfaat gizi yang optimal.
Meskipun beras dapat mengandung arsenik, asupan arsenik tambahan melalui beras biasanya tidak menjadi masalah serius dalam makanan sehari-hari. Konsumsi makanan yang seimbang dan variasi dalam pilihan makanan dapat membantu mengurangi paparan arsenik dari bahan makanan lainnya dan menjaga kesehatan yang baik.
Jadi tidak perlu khawatir untuk terus mengkonsumsi nasi setiap hari, untuk rekomendasi bagi yang melakukan diet, maka mengganti makanan pokok untuk variasi diet adalah dengan mengkonsumsi gandum karena gandum. Semoga bermanfaat.